MAKALAH
PERILAKU ORGANISASI
KEPEMIMPINAN
(LEADERSHIP)
Disusun Oleh :
Kelompok 9
Ryco Dwiyanto (021114559)
Yusviando Adhy (021114712)
Ela Gantoh (021114591)
Gumelar Sutria (021114583)
Salma Farisyah (021114524)
Widya Rachmi Alfia (021115721)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAKUAN
2017
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak
dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama
serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar
maupun dalam kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah.
Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota
kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup
perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan
& menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola
dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk
itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang
berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Manusia secara umum membutuhkan pemimpin. Di
dalam suatu komunitas juga membutuhkan pemimpin. Harus ada salah satu yang bisa
mengatur regulasi kemasyarakatan yang nantinya untuk kemaslahatan bersama.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok &
lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif
pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil
keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penulis
uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan. Permasalahan tsb antara
lain :
- Adakah teori – teori untuk menjadi pemimpin yang baik?
- Apa & bagaimana menjadi pemimpin sejati?
- Teori-Teori Kepemimpinan
- Pendekatan Studi Kepemimpinan
Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
kelompok mata kuliah perilaku organisasi tentang Leadership, dan diharapkan
dapat mewakili sebagai sebagian bahan belajar, terutama untuk bahasan tentang
teori kepemimpinan dan pendekatan studi kepemimpinan.
II. PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PEMIMPIN DAN KEPEMIMPIANAN
Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang
tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul
pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan,
antara lain
Pemimpin adalah orang yang mendorong dan
menggerakan orang lain agar mau bekerja sama mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Fungsi penting sebab bagaimanapun juga baiknya perencanaan,
tertibnya organisasi dan tepatnya penempatan orang dalam organisasi, belum
bearti menjamin geraknya organisasi menuju sasaran dan tujuannya. Untuk itu
diperlukan kecakapan, keuletan, pengalaman dan kesabaran.
Kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan
orang lain guna mencapai tujuan tertentu disebut kepemimpinan atau sering
disebut juga leadership. Kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan atas
manajemen dan lebih dari itu adalah menentukan keberhasilan administrasi. Ini
berarti bahwa kepemimpinan akan menentukan tercapainya tujuan atau tidaknya
suatu tujuan organisasi.
Dalam suatu kepemimpinan, tentu di pada
dasarnya ada teori yang menjadi dasar terbentuknya kepemimpinan. Berikut ini,
merupakan 4 teori kepemimpinan :
- Teori Great Man dan Teori Big Bang
- Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian
- Teori Perilaku (Behavior Theories)
- Teori Kontingensi atau Teori Situasional
Dan berikut penjelasan masing-masing teori :
1. Teori Great Man dan Teori Big Bang
Dalam teori Great Man dan Big Bang, suatu
kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan yang sudah muncul sejak seseorang
dilahirkan ke dunia.Bennis & Nanus (1990) menjelaskan bahwa teori ini
berasumsi pemimpin bukan diciptakan, tetapi melainkan dilahirkan.
Kekuasaan berada pada sejumlah orang
tertentu, yang melalui proses pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau karena
keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin. Seperti
istilah “Asal Raja Menjadi Raja”.
Suatu peristiwa besar bisa menciptakan
seseorang menjadi pemimpin. Seorang pemimpin mampu mengintegrasikan antara
situasi dan pengikut. Dan situasi merupakan peristiwa besar seperti revolusi,
kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi dll. Dalam hal ini, pengikut
adalah orang yang menokohkan seseorang dan bersedia patuh dan taat.
2. Teori Sifat (Karakteristik)
Kepribadian / Trait Theories
Dalam teori ini, seseorang dapat menjadi
pemimpin apabila memiliki sifat yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Dan
titik tolak teori ini menyebutkan bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik maupun psikologis.
Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri
kepribadian yang bukan saja bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman
dan hasil belajar.
Tetapi, di dalam Teori Sifat, terdapat
kelemahan sebagai berikut : tidak selalu ada relevansi antara sifat-sifat yang
dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan, situasi dan kondisi tertentu
yang ternyata memerlukan sifat tertentu pula berbeda dari yang lain.
3. Teori Perilaku (Behavior Theories)
Disebutkan di dalam teori ini, bahwa
keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam
melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpina. Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak
dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara
memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara
membimbing dan mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara
menegur dan memberikan sanksi.
4. Teori Kontingensi atau Teori
Situasional
Teori Kontingensi atau Teori Situasional ini
menyebutkan bahwa resistensi atas teori kepemimpinan sebelumnya yang
memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi. Teori ini berpendapat bhw
tidak ada satu jalan (kepemimpinan) terbaik untuk mengelola dan mengurus satu
organisasi.
Teori Kontingensi adalah Respon atau reaksi
yang timbul berfokus pada pendapat bahwa dalam menghadapi situasi yang berbeda
diperlukan perilaku atau gaya kepemimpinan yang berbeda. Teori Situasional adalah Perilaku atau gaya
kepemimpinan harus sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh seorang pemimpin
Dalam menggerakan orang lain kita perlu dan
harus ingat pada empat faktor berikut :
ü Kepemimpinan, yaitu kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi serta menggiatkan orang lain bekerja sama dalam usaha mencapai
tujuan.
ü Komunikasi, yaitu cara dan media menyampaikan pesan.
ü Instruksi, yaitu perintah atau petunjuk kerja yang jelas, tegas,
terarah, jelas bagaimana jalan peleksanaanya dll.
ü Fasilitas, yaitu kemudahan yang menyebabkan pekerjaan menjadi
mudah di laksanakan.
B.
TIPE- TIPE KEPEMIMPINAN
Secara ilmiah orang membedakan tipe kepemipinan sebagai berikut :
1.
Tipe Kepemimpinan Pribadi
(Personal Leadership)
Dalam
tipe kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan
kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan
secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan
2.
Tipe Kepemimpinan non Pribadi
(Non Personal Leadership)
Dalam
tipe kepemimpinan ini, segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui
bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perinth juga
pengawasan.
3.
Tipe Otoriter (Otokratis,
Dominator)
Dalam
tipe ini, pemimpin bertindak diktaktor pada bawahannya. Cenderung melakukan
pemaksaan dalam menggerakkan kelompoknya. Disini kewajiban dari bawahan adalah
untuk mengikuti dan menjalankan perintah. Tak boleh ada saran dan bantahan dari
bawahan. Mereka diharuskan patuh dan setia secara mutlak kepada pemimpinnya.
Kendali penuh ada pada pemimpin (bersifat satu arah)
Contoh pemimpin diktaktor: Adolf
Hitler, Muammar Khadafi, Saddam Husein, Husni Mubarak dan lain-lain
Kelebihan:
·
Keputusan akan dapat diambil dengan cepat karena
mutlak hak pemimpin, tak ada bantahan dari bawahan
·
Pemimpin yang bersifat otoriter pasti bersifat tegas,
sehingga apabila terjadi kesalahan dari bawahan maka pemimpin tak segan untuk
menegur
·
Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan:
·
Suasana kaku, mencekam dan menakutkan karena sifat
keras dari pemimpin
·
Menimbulkan permusuhan, keluhan dan rawan terjadi
perpindahan karena bawahan tidak merasa nyaman
·
Bawahan akan merasa tertekan karena apabila terjadi
perbedaan pendapat, pemimpin akan menganggapnya sebagai pembangkangan dan
kelicikan
·
Kreativitas dari bawahan sangatlah minim karena tidak
diberikan kesempatan mengajukan pendapat.
·
Mudahnya melahirkan kubu oposisi karena dominasi
pemimpin yang berlebihan
·
Disiplin yang terjadi seakan-akan karena ketakutan dan
hukuman bahkan pemecatan dari atasan
·
Pengawasan dari pemimpin hanya bersifat mengontrol,
apakah perintah yang diberikan sudah dijalankan dengan baik oleh anggotanya
4. Tipe Demokratis
Tipe
kepemimpinan demokratis adalah kebalikan dari pemimpin otoriter. Disini pemimpin
ikut berbaur dan berada ditengah-tengah anggotanya. Hubungan yang tercipta juga
tidaklah kaku seperti majikan dengan bawahan, melainkan seperti saudara
sendiri. Pemimpin selalu memperhatikan kebutuhan kelompoknya dan
mempertimbangkan kesanggupan kelompok dalam mengerjakan tugas. Pemimpin juga
mau menerima masukan dan saran dari bawahannya.
Contoh pemimpin demokratis adalah
John F Kennedy, Mahatma Gandhi dan lain-lain
Kelebihan:
·
Hubungan antara pemimpin dan bawahan harmonis dan
tidak kaku
·
Keputusan dan kebijaksanaan diambil melalui diskusi
sehingga bawahan akan merasa dihargai dan dibutuhkan peranannya
·
Mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat
mengajukan pendapat dan saran
·
Bawahan akan merasa percaya diri dan nyaman sehingga
bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk menyelesaikan tugasnya
·
Bawahan akan merasa bersemangat karena merasa
diperhatikan
·
Tidak mudah lahir kubu oposisi karena pemimpin dan
bawahan sejalan
Kelemahan:
·
Proses pengambilan keputusan akan berlangsung lama karena
diambil secara musyawarah
·
Sulitnya dalam pencapaian kata mufakat karna pendapat
setiap orang jelas berbeda
·
Akan memicu konflik apabila keputusan yang diambil
tidak sesuai dan apabila ego masing-masing anggota tinggi
5. Tipe
Kharismatik
Tipe
kepemimpinan kharismatik memiliki energi dan daya tarik yang luar biasa untuk
dapat mempengaruhi orang lain, maka tidaklah heran apabila memiliki pengikut
atau masa yang jumlahnya besar. Sifat kharismatik yang dimiliki adalah karunia
dari tuhan. Pemimpin kharismatik bisa dilihat dari cara mereka berbicara,
berjalan maupun bertindak.
Contoh pemimpin kharismatik adalah
Nelson Mandela, John F Kennedy, Martin
Luther King, Soekarno dan lain-lain
Kelebihan:
·
Dapat mengkomunikasikan visi dan misi secara jelas
·
Dapat membangkitkan semangat bawahan untuk bekerja
lebih giat
·
Bisa mendapatkan pengikut dengan masa yang besar
karena sifatnya yang berkharisma sehingga bisa dipercaya
·
Menyadari kelebihannya dengan baik sehingga bisa
memanfaatkannya semaksimal mungkin
Kelemahan:
·
Para pemimpin kharismatik mudah mengambil keputusan
yang beresiko
·
Pemimpin kharismatik cenderung memiliki khayalan bahwa
apa yang dilakukan pasti benar karena pengikutnya sudah terlanjur percaya
·
Ketergantungan yang tinggi sehingga regenerasi untuk pemimpin
yang berkompeten sulit
6. Tipe
Paternalistik (Kebapakan)
Tipe
pemimpin ini memiliki sifat kebapakan, mereka menganggap bahwa bawahan tidak
bisa bersifat mandiri dan perlu dorongan dalam melakukan sesuatu. Pemimpin ini
selalu melindungi bawahannya. Pemimpin paternalistik memiliki sifat maha tahu
yang besar sehingga jarang memberikan kesempatan pada bawahan untuk mengambil
keputusan
Contoh pemimpin paternalistik adalah
seorang guru
Kelebihan:
·
Pemimpin pasti memiliki sifat yang tegas dalam mengambil
keputusan
·
Bawahan akan merasa aman karena mendapat perlindungan
Kelemahan:
·
Bawahan tidak memiliki inisiatif dalam bertindak
karena tidak diberi kesempatan
·
Keputusan yang diambil tidak berdasarkan musyawarah
bersama karena menganggap dirinya sudah melakukan yang benar
·
Daya imajinasi dan kreativitas para pengikut cukup
rendah karena tidak ada kesempatan untuk mengembangkannya
7. Tipe
Militeristik (Militer)
Tipe
kepemimpinan militeristik adalah tipe pemimpin yang memiliki disiplin tinggi
dan biasanya menyukai hal-hal yang formal. Menerapkan sistem komando dalam
menggerakkan bawahannya untuk melakukan perintah. Menggunakan pangkat dan
jabatan dalam mempengaruhi bawahan untuk bertindak.
Contoh
pemimpin militeristik adalah Soeharto
Kelebihan:
·
Tegas dan tidak memiliki keraguan dalam bertindak dan
mengambil keputusan
·
Bawahan akan memiliki disiplin yang tinggi
·
Bawahan akan merasa aman dan terlindungi
Kelemahan:
·
Pemimpin sukar dalam menerima kritikan dan saran dari
bawahan
·
Bawahan akan merasa tertekan dan tidak nyaman karena
banyak aturan dan sifat keras dari pemimpin
8. Tipe
Laissez-Faire (Bebas apa maunya)
Dalam
tipe ini, pemimpin tidak memberikan instruksi dan perintah, mereka membiarkan
bawahannya untuk berbuat sekehendaknya. Tak ada kontrol dan koreksi. Tentu saja
dalam kepemimpinan ini sangatlah
mudah terjadi kekacauan dan bentrokan. Pemimpin tak menjalankan perannya dengan
baik
Kelebihan:
·
Keputusan ada di tangan bawahan sehingga bawahan bisa
bersikap mandiri dan memiliki inisiatif
·
Pemimpin tidak memiliki dominasi besar
·
Bawahan tidak akan merasa tertekan dalam menjalankan
tugas
Kelemahan:
·
Pemimpin membiarkan bawahan untuk bertindak sesuka
hati karena tidak ada kontrol
·
Mudah terjadi kekacauan dan bentrokan
PEMIMPIN VISIONER
Kepemimpinan visioner,
adalah pola kepemimpinan yang
ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan
bersama-sama oleh para anggota perusahaan dengan cara memberi arahan dan makna
pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas (Diana
Kartanegara, 2003).
Kepemimpinan Visioner
memerlukan kompetensi tertentu. Pemimipin visioner setidaknya harus memiliki
empat kompetensi kunci sebagaimana dikemukakan oleh Burt Nanus (1992), yaitu:
ü Seorang
pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif
dengan manajer dan karyawan lainnya dalam organisasi.
Hal ini membutuhkan pemimpin untuk menghasilkan “guidance, encouragement,
and motivation.”
ü Seorang
pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan memiliki kemampuan
bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang. Ini termasuk, yang
plaing penting, dapat“relate skillfully” dengan orang-orang kunci
di luar organisasi, namun
memainkan peran penting terhadap organisasi (investor,
dan pelanggan).
ü Seorang
pemimpin harus memegang peran penting dalam membentuk dan mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk dan jasa.
Seorang pemimpin dalam hal
ini harus terlibat dalam organisasi untuk menghasilkan dan
mempertahankan kesempurnaan pelayanan, sejalan dengan mempersiapkan dan memandu
jalan organisasi ke
masa depan (successfully achieved vision).
ü Seorang
pemimpin visioner harus memiliki atau mengembangkan “ceruk” untuk
mengantisipasi masa depan. Ceruk ini merupakan ssebuah bentuk
imajinatif, yang berdasarkan atas kemampuan data untuk mengakses kebutuhan masa
depan konsumen, teknologi, dan lain sebagainya. Ini termasuk kemampuan untuk
mengatur sumber daya organisasi guna memperiapkan diri
menghadapi kemunculan kebutuhan dan perubahan ini.
C. CIRI-CIRI KEPEMIMPINAN
Ciri ciri
pemimpin dan kepemimpinan yang ideal antara lain:
ü
Pengetahuan umum yang luas
Semakin
tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki
kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk
mampu berpikir dan bertindak secara generalis.
ü
Kemampuan Bertumbuh dan
Berkembang
ü
Sikap yang Inkuisitif atau rasa
ingin tahu
Merupakan
suatu sikap yang mencerminkan dua hal: pertama, tidak merasa puas dengan
tingkat pengetahuan yang dimiliki; kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari
dan menemukan hal-hal baru.
ü
Kemampuan Analitik,
Efektifitas kepemimpinan seseorang
tidak lagi pada kemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis
operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan
berpikir yang diperlukan dalah yang integralistik, strategik dan berorientasi
pada pemecahan masalah.
ü
Daya Ingat yang Kuat,
Pemimpin
harus mempunyai kemampuan inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata
orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah
daya ingat yang kuat.
ü
Kapasitas Integratif,
Pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki
pandangan holistik mengenai organisasi.
ü
Keterampilan Berkomunikasi secara
Efektif,
Fungsi
komunikasi dalam organisasi antara lain : fungsi motivasi,
fungsi ekspresi emosi, fungsi
penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.
ü
Keterampilan Mendidik,
Memiliki kemampuan menggunakan kesempatan untuk
meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya dan meningkatkan
dedikasinya kepada organisasi.
ü
Rasionalitas,
Semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin
besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir.
Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak
hanya dalam organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang
berkepentingan di luar organisasi tersebut.
D. FUNGSI KEPEMIMPINAN
Aspek pendekatan
prilaku kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dan
kelompoknya. Menurut Rival (2004:53), agar kelompok itu berjalan dengan
efektif, maka secara operasional seorang pemimpin harus menjalankan lima fungsi
pokok kepemimpinan yaitu :
1.
Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat
satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa,
bagaimana, bilamana dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat
dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan
untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.
2.
Fungsi Konsultasi
Fungsi ini bersifat
dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap
kali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan
orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai bahan informasi yang
diperlukan dalam menetapkan suatu keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari
pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan
ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk
memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan
menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan-keputusan
pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga
kepemimpinan berlangsung efektif.
3.
Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan
fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik
dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya.
Partisipasi bukan berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara
terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil
tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi
sebagai pemimpin dan bukan sebagai pelaksana.
4.
Fungsi Delegasi
Fungsi ini
dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/menetapkan
keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan.
Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan orang-orang penerima delegasi
itu harus yakin merupakan pembantu pimpinan yang memiliki kemampuan prinsip,
persepsi dan aspirasi.
5.
Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian
bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/efektif mampu mengatur aktivitas
anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian
dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan
pengawasan.
E. SYARAT KEPEMIMPINAN
Menurut Kartono (
2003:68 ), Konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan itu harus selalu
dikaitkan dengan tiga hal penting yaitu :
1.
Kekuasaan
Adalah kekuatan, otoritas dan legalitas yang
memberikan wewenang kepada pimpinan guna mempengaruhi dan menggerakkan bawahan
untuk berbuat sesuatu.
2.
Kewibawaan
Adalah kelebihan, keunggulan, sehingga orang tersebut
patuh kepada pemimpin dan bersedia untuk melakukan perbuatan tertentu.
3.
Kemampuan
Adalah segala daya, kesanggupan, kekuatan, dan
kecakapan atau keterampilan teknis ataupun sosial yang sanggup melebihi dari
kemampuan anggota biasa.
F. Kepemimpinan dalam organisasi
Organisasi merupakan
suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Organisasi pada
dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,
bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin
dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode,
lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara
efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut pendapat
Stoner dalam Racham ( 2010 ), mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola
hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan
atasan/manajer untuk mengejar tujuan bersama ataupun tujuan khusus organisasi,
“leading followers toward some specific goal” (Taylor, et
all. 2011: 183). Dalam organisasi, kepemimpinan adalah tentang
kepercayaan diri dan pengambilan keputusan.
Ada beberapa sikap yang layak harus dilakukan oleh
seorang calon pemimpin jika ingin menjadi pemimpin dalam organisasi. Beberapa
sikap kepemimpinan dalam organisasi yang baik sebagai berikut :
1.
Tindakan kepemimpinan yang
efektif
Adalah penting bagi
seorang pemimpin untuk dapat dipercaya dan memiliki karakter yang kuat. Seorang
pemimpin harus mampu memimpin para pengikutnya. Kepemimpinan dalam organisasi
yang efektif “development of effective leaders” (Judge & Bono dalam
Jia Hu, et all, 2011), harus melibatkan dan
membimbing para pengikutnya ke arah yang benar, membantu mereka mencapai tujuan
yang diharapkan. Kata-kata dalam kepemimpinan organisasi akan efektif jika
disertai dengan tindakan. Jadi dalam organisasi, seorang pemimpin harus menjadi
teladan bagi para pengikutnya melalui kehidupan dan tindakannya sendiri.
2.
Mengetahui keadaan anak buah
Untuk menjadi seorang
pemimpin yang baik, anda harus mengetahui keadaan anak buah. Pemimpin harus
membuat pilihan, memberikan tanggung jawab dan memilih orang-orang yang layak
untuk mengimplementasikan keputusan pemimpin. Memahami potensi anak buah anda
adalah penting bagi pelaksanaan kerja yang tepat. Membuat pilihan yang adil dan
tepat pada waktu yang tepat adalah ciri yang baik untuk kepemimpinan dalam
organisasi.
3.
Menghargai orang lain
Seorang pemimpin
harus ingat bahwa dia memimpin orang banyak dan orang-orang inilah yang
nantinya akan membuatnya menjadi seorang pemimpin dan mengikutinya. Hal ini
tidak akan adil jika pemimpin tidak memperhatikan mereka, apa yang mereka
inginkan. Para pengikut/bawahan memiliki harapan dari pimpinan mereka. Untuk
menjadi pemimpin yang baik, pemimpin perlu pemahaman dan perhatian dengan
orang-orang di bawah. Pemimpin perlu untuk membantu mereka memerangi kelemahan
mereka, memuji mereka dan membawa mereka bersama di jalan kesuksesan.
4.
Menjadi Antusias
Seorang pemimpin organisasi yang antusias adalah
pemimpin yang baik. Tujuannya adalah memotivasi pengikutnya untuk bekerja dan
merealisasikan rencana. Keterampilan kepemimpinan dalam organisasi sangat
mendorong para pengikutnya untuk mengambil upaya menuju tujuan yang diharapkan
dalam organisasi. Seorang pemimpin yang antusias dan berpikiran terbuka akan
lebih didekati oleh para pengikutnya.
5.
Menjadi percaya diri
Kepercayaan diri adalah penentu kunci dari
kepemimpinan dalam organisasi. Tanpa kepercayaan diri, seorang pemimpin tidak
bisa mengharapkan orang lain untuk mengikutinya. Kepercayaan diri yang dimiliki
seorang pemimpin dalam dirinya, diterjemahkan ke dalam tindakan untuk mengambil
keputusan yang tepat dan tindakan yang efektif.
6.
Sikap tenang
Mampu bersikap tenang
dalam setiap situasi adalah bagian penting dari menjadi seorang pemimpin yang
baik. Rasa tenang membantu dalam mengambil keputusan yang tepat. Dalam situasi
apapun pemimpin tidak boleh kehilangan ketenangan karena hal itu akan mengganggu
proses pengambilan keputusan organisasi dan berpengaruh pada tujuan organisasi.
III. PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam suatu organisasi tidak dapat dilepaskan
dengan seorang pemimpin. Seorang pemimpin pasti memiliki suatu hal yang
istimewa dibandingkan dengan anggota yang lain yang ada pada organisasi itu.
Kelebihan-kelebihan inilah yang kemudian menjadi suatu penilaian dari para
anggotanya. Tidak semua orang memiliki kelebihan-kelehihan itu karena ia tidak
dapat dibeli melainkan dari pendidikan dan pengalamam.
Seorang pemimpin harus mampu menjalankan
tugasnya secara baik. Semua anggota merasa diperdayakan dan diberikan haknya
secara maksimal. Semua rencana dijalankan dengan prosedur yang baik. Itulah
beratnya menjadi seorang pemimpin dimana semua tumpuan dan harapan berada di
tanganya.
IV. DAFTAR PUSTAKA
-
https://okpganespa.blogspot.co.id/2010/10/kepemimpinan-dalam-sebuah-organisasi.html
-
http://suhendraaw.blogspot.co.id/2013/06/makalah-kepemimpinan-dalam-organisasi.html