Jumat, 02 Juni 2017

Tugas Makalah Perilaku Organisasi

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)



Disusun Oleh :
Kelompok 9

Ryco Dwiyanto                      (021114559)
Yusviando Adhy                    (021114712)
Ela Gantoh                            (021114591)
Gumelar Sutria                     (021114583)
Salma Farisyah                     (021114524)
Widya Rachmi Alfia             (021115721)


PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAKUAN
2017



I. PENDAHULUAN

     Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Manusia secara umum membutuhkan pemimpin. Di dalam suatu komunitas juga membutuhkan pemimpin. Harus ada salah satu yang bisa mengatur regulasi kemasyarakatan yang nantinya untuk kemaslahatan bersama. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.

     Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan. Permasalahan tsb antara lain :
  •           Adakah teori – teori untuk menjadi pemimpin yang baik?
  •           Apa & bagaimana menjadi pemimpin sejati?
  •           Teori-Teori Kepemimpinan
  •           Pendekatan Studi Kepemimpinan

     Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah perilaku organisasi tentang Leadership, dan diharapkan dapat mewakili sebagai sebagian bahan belajar, terutama untuk bahasan tentang teori kepemimpinan dan pendekatan studi kepemimpinan.


  

II. PEMBAHASAN

     A.    PENGERTIAN PEMIMPIN DAN KEPEMIMPIANAN


Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain
Pemimpin adalah orang yang mendorong dan menggerakan orang lain agar mau bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan. Fungsi penting sebab bagaimanapun juga baiknya perencanaan, tertibnya organisasi dan tepatnya penempatan orang dalam organisasi, belum bearti menjamin geraknya organisasi menuju sasaran dan tujuannya. Untuk itu diperlukan kecakapan, keuletan, pengalaman dan kesabaran.
Kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain guna mencapai tujuan tertentu disebut kepemimpinan atau sering disebut juga leadership. Kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan atas manajemen dan lebih dari itu adalah menentukan keberhasilan administrasi. Ini berarti bahwa kepemimpinan akan menentukan tercapainya tujuan atau tidaknya suatu tujuan organisasi.
Dalam suatu kepemimpinan, tentu di pada dasarnya ada teori yang menjadi dasar terbentuknya kepemimpinan. Berikut ini, merupakan 4 teori kepemimpinan :
  •           Teori Great Man dan Teori Big Bang
  •           Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian
  •           Teori Perilaku (Behavior Theories)
  •           Teori Kontingensi atau Teori Situasional

Dan berikut penjelasan masing-masing teori :
1.  Teori Great Man dan Teori Big Bang
Dalam teori Great Man dan Big Bang, suatu kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan yang sudah muncul sejak seseorang dilahirkan ke dunia.Bennis & Nanus (1990) menjelaskan bahwa teori ini berasumsi pemimpin bukan diciptakan, tetapi melainkan dilahirkan.
Kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui proses pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin. Seperti istilah “Asal Raja Menjadi Raja”.
Suatu peristiwa besar bisa menciptakan seseorang menjadi pemimpin. Seorang pemimpin mampu mengintegrasikan antara situasi dan pengikut. Dan situasi merupakan peristiwa besar seperti revolusi, kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi dll. Dalam hal ini, pengikut adalah orang yang menokohkan seseorang dan bersedia patuh dan taat.

2.  Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian / Trait Theories  
Dalam teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin apabila memiliki sifat yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin.  Dan titik tolak teori ini menyebutkan bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik maupun psikologis. Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian  yang bukan saja bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar.
Tetapi, di dalam Teori Sifat, terdapat kelemahan sebagai berikut : tidak selalu ada relevansi antara sifat-sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan, situasi dan kondisi tertentu yang ternyata memerlukan sifat tertentu pula berbeda dari yang lain.

 3. Teori Perilaku (Behavior Theories)
Disebutkan di dalam teori ini, bahwa keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpina. Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara menegur dan memberikan sanksi.

4.  Teori Kontingensi atau Teori Situasional  
Teori Kontingensi atau Teori Situasional ini menyebutkan bahwa resistensi atas teori kepemimpinan sebelumnya yang memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi. Teori ini berpendapat bhw tidak ada satu jalan (kepemimpinan) terbaik untuk mengelola dan mengurus satu organisasi.
Teori Kontingensi adalah Respon atau reaksi yang timbul berfokus pada pendapat bahwa dalam menghadapi situasi yang berbeda diperlukan perilaku atau gaya kepemimpinan yang berbeda. Teori Situasional adalah Perilaku atau gaya kepemimpinan harus sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh seorang pemimpin

Dalam menggerakan orang lain kita perlu dan harus ingat pada empat faktor berikut :
ü  Kepemimpinan, yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi serta menggiatkan orang lain bekerja sama dalam usaha mencapai tujuan.
ü  Komunikasi, yaitu cara dan media menyampaikan pesan.
ü  Instruksi, yaitu perintah atau petunjuk kerja yang jelas, tegas, terarah, jelas bagaimana jalan peleksanaanya dll.
ü  Fasilitas, yaitu kemudahan yang menyebabkan pekerjaan menjadi mudah di laksanakan.


B.     TIPE- TIPE KEPEMIMPINAN


Secara ilmiah orang membedakan tipe kepemipinan sebagai berikut :
1.        Tipe Kepemimpinan Pribadi (Personal Leadership)
Dalam tipe kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan
2.        Tipe Kepemimpinan non Pribadi (Non Personal Leadership)
Dalam tipe kepemimpinan ini, segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perinth juga pengawasan.
3.        Tipe Otoriter (Otokratis, Dominator)
Dalam tipe ini, pemimpin bertindak diktaktor pada bawahannya. Cenderung melakukan pemaksaan dalam menggerakkan kelompoknya. Disini kewajiban dari bawahan adalah untuk mengikuti dan menjalankan perintah. Tak boleh ada saran dan bantahan dari bawahan. Mereka diharuskan patuh dan setia secara mutlak kepada pemimpinnya. Kendali penuh ada pada pemimpin (bersifat satu arah)
Contoh pemimpin diktaktor: Adolf Hitler, Muammar Khadafi, Saddam Husein, Husni Mubarak dan lain-lain

Kelebihan:

·         Keputusan akan dapat diambil dengan cepat karena mutlak hak pemimpin, tak ada bantahan dari bawahan
·         Pemimpin yang bersifat otoriter pasti bersifat tegas, sehingga apabila terjadi kesalahan dari bawahan maka pemimpin tak segan untuk menegur
·         Mudah dilakukan pengawasan

Kelemahan:

·         Suasana kaku, mencekam dan menakutkan karena sifat keras dari pemimpin
·         Menimbulkan permusuhan, keluhan dan rawan terjadi perpindahan karena bawahan tidak merasa nyaman
·         Bawahan akan merasa tertekan karena apabila terjadi perbedaan pendapat, pemimpin akan menganggapnya sebagai pembangkangan dan kelicikan
·         Kreativitas dari bawahan sangatlah minim karena tidak diberikan kesempatan mengajukan pendapat.
·         Mudahnya melahirkan kubu oposisi karena dominasi pemimpin yang berlebihan
·         Disiplin yang terjadi seakan-akan karena ketakutan dan hukuman bahkan pemecatan dari atasan
·         Pengawasan dari pemimpin hanya bersifat mengontrol, apakah perintah yang diberikan sudah dijalankan dengan baik oleh anggotanya

4.         Tipe Demokratis
Tipe kepemimpinan demokratis adalah kebalikan dari pemimpin otoriter. Disini pemimpin ikut berbaur dan berada ditengah-tengah anggotanya. Hubungan yang tercipta juga tidaklah kaku seperti majikan dengan bawahan, melainkan seperti saudara sendiri. Pemimpin selalu memperhatikan kebutuhan kelompoknya dan mempertimbangkan kesanggupan kelompok dalam mengerjakan tugas. Pemimpin juga mau menerima masukan dan saran dari bawahannya.
Contoh pemimpin demokratis adalah John F Kennedy, Mahatma Gandhi dan lain-lain

Kelebihan:

·         Hubungan antara pemimpin dan bawahan harmonis dan tidak kaku
·         Keputusan dan kebijaksanaan diambil melalui diskusi sehingga bawahan akan merasa dihargai dan dibutuhkan peranannya
·         Mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat mengajukan pendapat dan saran
·         Bawahan akan merasa percaya diri dan nyaman sehingga bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk menyelesaikan tugasnya
·         Bawahan akan merasa bersemangat karena merasa diperhatikan
·         Tidak mudah lahir kubu oposisi karena pemimpin dan bawahan sejalan

Kelemahan:

·         Proses pengambilan keputusan akan berlangsung lama karena diambil secara musyawarah
·         Sulitnya dalam pencapaian kata mufakat karna pendapat setiap orang jelas berbeda
·         Akan memicu konflik apabila keputusan yang diambil tidak sesuai dan apabila ego masing-masing anggota tinggi

5.         Tipe Kharismatik
Tipe kepemimpinan kharismatik memiliki energi dan daya tarik yang luar biasa untuk dapat mempengaruhi orang lain, maka tidaklah heran apabila memiliki pengikut atau masa yang jumlahnya besar. Sifat kharismatik yang dimiliki adalah karunia dari tuhan. Pemimpin kharismatik bisa dilihat dari cara mereka berbicara, berjalan maupun bertindak.
Contoh pemimpin kharismatik adalah Nelson Mandela, John F Kennedy, Martin Luther King, Soekarno dan lain-lain

Kelebihan:

·         Dapat mengkomunikasikan visi dan misi secara jelas
·         Dapat membangkitkan semangat bawahan untuk bekerja lebih giat
·         Bisa mendapatkan pengikut dengan masa yang besar karena sifatnya yang berkharisma sehingga bisa dipercaya
·         Menyadari kelebihannya dengan baik sehingga bisa memanfaatkannya semaksimal mungkin

Kelemahan:

·         Para pemimpin kharismatik mudah mengambil keputusan yang beresiko
·         Pemimpin kharismatik cenderung memiliki khayalan bahwa apa yang dilakukan pasti benar karena pengikutnya sudah terlanjur percaya
·         Ketergantungan yang tinggi sehingga regenerasi untuk pemimpin yang berkompeten sulit

6.         Tipe Paternalistik (Kebapakan)
Tipe pemimpin ini memiliki sifat kebapakan, mereka menganggap bahwa bawahan tidak bisa bersifat mandiri dan perlu dorongan dalam melakukan sesuatu. Pemimpin ini selalu melindungi bawahannya. Pemimpin paternalistik memiliki sifat maha tahu yang besar sehingga jarang memberikan kesempatan pada bawahan untuk mengambil keputusan
Contoh pemimpin paternalistik adalah seorang guru

Kelebihan:

·         Pemimpin pasti memiliki sifat yang tegas dalam mengambil keputusan
·         Bawahan akan merasa aman karena mendapat perlindungan

Kelemahan:

·         Bawahan tidak memiliki inisiatif dalam bertindak karena tidak diberi kesempatan
·         Keputusan yang diambil tidak berdasarkan musyawarah bersama karena menganggap dirinya sudah melakukan yang benar
·         Daya imajinasi dan kreativitas para pengikut cukup rendah karena tidak ada kesempatan untuk mengembangkannya

7.         Tipe Militeristik (Militer)
Tipe kepemimpinan militeristik adalah tipe pemimpin yang memiliki disiplin tinggi dan biasanya menyukai hal-hal yang formal. Menerapkan sistem komando dalam menggerakkan bawahannya untuk melakukan perintah. Menggunakan pangkat dan jabatan dalam mempengaruhi bawahan untuk bertindak.
Contoh pemimpin militeristik adalah Soeharto

Kelebihan:
·         Tegas dan tidak memiliki keraguan dalam bertindak dan mengambil keputusan
·         Bawahan akan memiliki disiplin yang tinggi
·         Bawahan akan merasa aman dan terlindungi

Kelemahan:

·         Pemimpin sukar dalam menerima kritikan dan saran dari bawahan
·         Bawahan akan merasa tertekan dan tidak nyaman karena banyak aturan dan sifat keras dari pemimpin

8.         Tipe Laissez-Faire (Bebas apa maunya)
Dalam tipe ini, pemimpin tidak memberikan instruksi dan perintah, mereka membiarkan bawahannya untuk berbuat sekehendaknya. Tak ada kontrol dan koreksi. Tentu saja dalam kepemimpinan ini sangatlah mudah terjadi kekacauan dan bentrokan. Pemimpin tak menjalankan perannya dengan baik
Kelebihan:

·         Keputusan ada di tangan bawahan sehingga bawahan bisa bersikap mandiri dan memiliki inisiatif
·         Pemimpin tidak memiliki dominasi besar
·         Bawahan tidak akan merasa tertekan dalam menjalankan tugas

Kelemahan:

·         Pemimpin membiarkan bawahan untuk bertindak sesuka hati karena tidak ada kontrol
·         Mudah terjadi kekacauan dan bentrokan


PEMIMPIN VISIONER 
Kepemimpinan visioner, adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota perusahaan dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas (Diana Kartanegara, 2003).

Kepemimpinan Visioner memerlukan kompetensi tertentu. Pemimipin visioner setidaknya harus memiliki empat kompetensi kunci sebagaimana dikemukakan oleh Burt Nanus (1992), yaitu:

ü  Seorang pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan manajer dan karyawan lainnya dalam organisasi. Hal ini membutuhkan pemimpin untuk menghasilkan “guidance, encouragement, and motivation.”

ü  Seorang pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan memiliki kemampuan bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang. Ini termasuk, yang plaing penting, dapat“relate skillfully” dengan orang-orang kunci di luar organisasi, namun memainkan peran penting terhadap organisasi (investor, dan pelanggan).

ü  Seorang pemimpin harus memegang peran penting dalam membentuk dan mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk dan jasa. Seorang pemimpin dalam hal ini harus terlibat dalam organisasi untuk menghasilkan dan mempertahankan kesempurnaan pelayanan, sejalan dengan mempersiapkan dan memandu jalan organisasi ke masa depan (successfully achieved vision).

ü  Seorang pemimpin visioner harus memiliki atau mengembangkan “ceruk” untuk mengantisipasi masa depan. Ceruk ini merupakan ssebuah bentuk imajinatif, yang berdasarkan atas kemampuan data untuk mengakses kebutuhan masa depan konsumen, teknologi, dan lain sebagainya. Ini termasuk kemampuan untuk mengatur sumber daya organisasi guna memperiapkan diri menghadapi kemunculan kebutuhan dan perubahan ini.


      C.     CIRI-CIRI KEPEMIMPINAN


Ciri ciri pemimpin dan kepemimpinan yang ideal antara lain: 

ü  Pengetahuan umum yang luas
Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara generalis.

ü  Kemampuan Bertumbuh dan Berkembang

ü  Sikap yang Inkuisitif atau rasa ingin tahu
Merupakan suatu sikap yang mencerminkan dua hal: pertama, tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki; kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.

ü  Kemampuan Analitik,
Efektifitas kepemimpinan seseorang tidak lagi pada kemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir yang diperlukan dalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada pemecahan masalah.

ü  Daya Ingat yang Kuat,
Pemimpin harus mempunyai kemampuan inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat.

ü  Kapasitas Integratif,
Pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai organisasi.

ü  Keterampilan Berkomunikasi secara Efektif,
Fungsi komunikasi dalam organisasi antara lain : fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.

ü  Keterampilan Mendidik,
Memiliki kemampuan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.

ü  Rasionalitas,
Semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar organisasi tersebut.


     D.    FUNGSI KEPEMIMPINAN


Aspek pendekatan prilaku kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dan kelompoknya.  Menurut Rival (2004:53), agar kelompok itu berjalan dengan efektif, maka secara operasional seorang pemimpin harus menjalankan lima fungsi pokok kepemimpinan yaitu :
1.      Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.
2.      Fungsi Konsultasi
Fungsi ini bersifat dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan suatu keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan-keputusan pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.
3.      Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi bukan berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.  Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan sebagai pelaksana.
4.      Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan orang-orang penerima delegasi itu harus yakin merupakan pembantu pimpinan yang memiliki kemampuan prinsip, persepsi dan aspirasi.
5.      Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.


     E.     SYARAT KEPEMIMPINAN


Menurut Kartono ( 2003:68 ), Konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan itu harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting yaitu :
1.      Kekuasaan
Adalah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pimpinan guna mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu.
2.      Kewibawaan
Adalah kelebihan, keunggulan, sehingga orang tersebut patuh kepada pemimpin dan bersedia untuk melakukan perbuatan tertentu.
3.      Kemampuan
Adalah segala daya, kesanggupan, kekuatan, dan kecakapan atau keterampilan teknis ataupun sosial yang sanggup melebihi dari kemampuan anggota biasa.


     F.      Kepemimpinan dalam organisasi

Organisasi merupakan suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.  Menurut pendapat Stoner dalam Racham ( 2010 ), mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan/manajer untuk mengejar tujuan bersama ataupun tujuan khusus organisasi, “leading followers toward some specific goal” (Taylor, et all. 2011: 183). Dalam organisasi, kepemimpinan adalah tentang kepercayaan diri dan pengambilan keputusan.
Ada beberapa sikap yang layak harus dilakukan oleh seorang calon pemimpin jika ingin menjadi pemimpin dalam organisasi. Beberapa sikap kepemimpinan dalam organisasi yang baik sebagai berikut :
1.        Tindakan kepemimpinan yang efektif
Adalah penting bagi seorang pemimpin untuk dapat dipercaya dan memiliki karakter yang kuat. Seorang pemimpin harus mampu memimpin para pengikutnya. Kepemimpinan dalam organisasi yang efektif “development of effective leaders” (Judge & Bono dalam Jia Hu, et all, 2011),  harus melibatkan  dan membimbing para pengikutnya ke arah yang benar, membantu mereka mencapai tujuan yang diharapkan. Kata-kata dalam kepemimpinan organisasi akan efektif jika disertai dengan tindakan. Jadi dalam organisasi, seorang pemimpin harus menjadi teladan bagi para pengikutnya melalui kehidupan dan tindakannya sendiri. 

2.        Mengetahui keadaan anak buah
Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, anda harus mengetahui keadaan anak buah. Pemimpin harus membuat pilihan, memberikan tanggung jawab dan memilih orang-orang yang layak untuk mengimplementasikan keputusan pemimpin. Memahami potensi anak buah anda adalah penting bagi pelaksanaan kerja yang tepat. Membuat pilihan yang adil dan tepat pada waktu yang tepat adalah ciri yang baik untuk kepemimpinan dalam organisasi.

3.        Menghargai orang lain
Seorang pemimpin harus ingat bahwa dia memimpin orang banyak dan orang-orang inilah yang nantinya akan membuatnya menjadi seorang pemimpin dan mengikutinya. Hal ini tidak akan adil jika pemimpin tidak memperhatikan mereka, apa yang mereka inginkan. Para pengikut/bawahan memiliki harapan dari pimpinan mereka. Untuk menjadi pemimpin yang baik, pemimpin perlu pemahaman dan perhatian dengan orang-orang di bawah. Pemimpin perlu untuk membantu mereka memerangi kelemahan mereka, memuji mereka dan membawa mereka bersama di jalan kesuksesan.

4.        Menjadi Antusias
Seorang pemimpin organisasi yang antusias  adalah pemimpin yang baik. Tujuannya adalah memotivasi pengikutnya untuk bekerja dan merealisasikan rencana. Keterampilan kepemimpinan dalam organisasi sangat mendorong para pengikutnya untuk mengambil upaya menuju tujuan yang diharapkan dalam organisasi. Seorang pemimpin yang antusias dan berpikiran terbuka akan lebih didekati oleh para pengikutnya.

5.        Menjadi percaya diri
Kepercayaan diri adalah penentu kunci dari kepemimpinan dalam organisasi. Tanpa kepercayaan diri, seorang pemimpin tidak bisa mengharapkan orang lain untuk mengikutinya. Kepercayaan diri yang dimiliki seorang pemimpin dalam dirinya, diterjemahkan ke dalam tindakan untuk mengambil keputusan yang tepat dan tindakan yang efektif.

6.        Sikap tenang
Mampu bersikap tenang dalam setiap situasi adalah bagian penting dari menjadi seorang pemimpin yang baik. Rasa tenang membantu dalam mengambil keputusan yang tepat. Dalam situasi apapun pemimpin tidak boleh kehilangan ketenangan karena hal itu akan mengganggu proses pengambilan keputusan organisasi dan berpengaruh pada tujuan organisasi.




III. PENUTUP

KESIMPULAN
Dalam suatu organisasi tidak dapat dilepaskan dengan seorang pemimpin. Seorang pemimpin pasti memiliki suatu hal yang istimewa dibandingkan dengan anggota yang lain yang ada pada organisasi itu. Kelebihan-kelebihan inilah yang kemudian menjadi suatu penilaian dari para anggotanya. Tidak semua orang memiliki kelebihan-kelehihan itu karena ia tidak dapat dibeli melainkan dari pendidikan dan pengalamam.
      Seorang pemimpin harus mampu menjalankan tugasnya secara baik. Semua anggota merasa diperdayakan dan diberikan haknya secara maksimal. Semua rencana dijalankan dengan prosedur yang baik. Itulah beratnya menjadi seorang pemimpin dimana semua tumpuan dan harapan berada di tanganya.



IV. DAFTAR PUSTAKA
- https://okpganespa.blogspot.co.id/2010/10/kepemimpinan-dalam-sebuah-organisasi.html

- http://suhendraaw.blogspot.co.id/2013/06/makalah-kepemimpinan-dalam-organisasi.html